Nah, karena ngurus sendiri, agak parno sih awalnya. Fyi,
passport pertama saya semua diurusin kantor. Pertama kali menginjak kantor
imigrasi yang penuuuuh banget sama orang, saya dianterin ke ruangan kecil dan
sumpek yang diujungnya nge-jogrok peralatan foto. Later on, saya baru tahu,
penuhnya kantor imigrasi karena kebanyakan calo, hehehe. Pas saya datang, masih
ada orang yg foto, setelah dia selesai, ternyata langsung saya yang disuruh
foto dan sidik jari, trus pulang. Dua minggu kemudian, passport saya sudah ada
di atas meja kerja lengkap dengan visa Jepang, negara yang saya kunjungi
pertama kali. Itu cerita lima tahun yang lalu.
Sekarang, berhubung ngurus sendiri, kayaknya gak rela kalau
harus mengeluarkan uang 600ribu untuk passport baru. Mending selisih duitnya
saya buat makan sushi sampai bego, hehehe. Awalnya, teman menyarankan untuk
apply passport online. Lebih cepet katanya, dibanding prosedur yang biasa. Udah
ribet scan semua dokumen dengan format grayscale segala, ternyata imigrasi incaran
saya tidak melayani online passport untuk sementara. Usut punya usut, ternyata sedang
ada program one day service untuk pelayanan pembuatan passport, khusus untuk
perpanjangan. Dan layanan ini hanya ada di imigrasi Jakarta Pusat (konon,
katanya di mampang) dan di Jakarta Barat (sebelah kantor pos, daerah museum
fatahillah). ![]() |
antrian di loket one day service yang mengular |
Saya putuskan untuk mencoba, karena sempat baca satu review positif. Penasaran, pingin membuktikan, heheheh. Kuncinya katanya, datanglah sepagi mungkin. Oke sip. Rumah saya di Bekasi, naik bus feeder dari kompleks yang paling pagi, kemudian turun di Sudirman dan lanjut ke arah kota dengan Bus Trans Jakarta. Ya, saya memang mengincar Imigrasi Jakarta Barat yang lebih mudah aksesnya dengan Trans Jakarta dari kantor saya di bilangan Sudirman. Tapi yaaaa, secara rumah memang di pinggiran, sepagi apa juga berangkatnya, tetep aja kalah sama traffic. Alhasil, saya baru sampai di Imigrasi sekitar pukul 8 lewat. Benar saja, antrian untuk passport one day service sudah mengular. Cepat-cepat saya masuk ke antrian, sambil berharap saya masih masuk dalam kuota yang diperbolehkan. Soalnya katanya (katanya lagi nihhh...) jumlah aplikasi passport one day service yang bisa diproses setiap harinya masih dibatasi, berhubung ini masih masa percobaan.
Sambil nunggu antrian berjalan, saya mulai ngobrol-ngobrol sama sesama teman senasib. Yang sama-sama ngantri maksudnya. Ternyata ada yang sudah ngantri dari pukul enam pagi! “Saya datang pas pintu gerbangnya baru dibuka...” Eh busett... keren juga perjuangannya..
Udah ngobrol ngalur-ngidul, sadarlah saya, kalau antrian tidak juga bergerak sedari tadi. Untungnya ada petugas yang stand by di jalur antrian, beliau menjelaskan kalau system dari imigrasi pusat sedang bermasalah, dan sedang diperbaiki. Haiaaahhhh, ada-ada saja. Saya mulai cemas dan sedikit kecewa dengan pelayanan imigrasi, kami menunggu dan stuck hampir satu jam lamanya. Mana saya sudah terlanjur cuti dari kantor demi mengurus passport, masa harus batal gara-gara sistem yang ngaco? Untungnya sekitar jam 9-an, antrian mulai bergerak lagi. Fiuuuhh, Thanks God.
Oya biar enak, saya share urutannya saja ya.
Jadi, proses mengurus passport one day service ini kurang lebih seperti ini :
1.
Isi formulir. Kemarin formulir dibagikan oleh
petugas imigrasi di area antrian, jadi kita tinggal minta aja ke beliau.
2.
Antri di loket pastinya. Antrian di loket one day
service cukup lancar (klo system lagi gak bermasalah), kita menyerahkan dokumen
yang disyaratkan, petugas imigrasi akan memverifikasi dan mencocokkan dokumen
yang satu dengan yang lainnya, cross check data dengan sistem, jika cocok,
semua data kita akan dimasukkan ke dalam amplop khusus. Dokumen yang diserahkan
adalah: Passport lama dan fotokopinya, fotokopi Kartu Keluarga, Fotokopi KTP,
Fotokopi akta lahir/Ijazah/surat nikah (kemarin saya pake ijazah sih) sama
surat keterangan sponsor dari kantor (klo freelance, mungkin pake surat
pernyataan klo kita kerja freelance kali ya). Oiya, dokumen asli wajib dibawa
karena akan dicek pada saat verifikasi data dan wawancara.
3.
Semua data tadi akan dimasukkan amplop. Trus
kita masuk ke ruangan sebelah loket. Disitu kita harus input nama dan tempat
tanggal lahir untuk mendapatkan nomor antrian dari mesin pencetak nomor antrian
(bahasa gw agak aneh ya? Hahahha).
4.
Setelah dapat nomor, masuklah kita ke ruang
tunggu. Urutannya, bayar dulu, baru bisa masuk ke ruang wawancara dan foto.
Jadi sabarlah menunggu sampai nomor antrian kita dipanggil ke loket kasir. Beneran harus sabar klo ini.
5.
Setelah nomor dipanggil ke loket kasir, ya bayar
donk. Saya sih kemarin bayar cash, tapi kayaknya sempet liat mesin edc gitu di
kasirnya. Biayanya 255rb, rinciannya 200rb biaya passport (utk 48hal) ditambah
55rb biaya IT (iya, yang paginya sempet macet itu!). Simpen bukti pembayarannya
ya.
6.
Habis bayar, langsung masuk ke ruang wawancara,
untuk menunggu nomor antrian kita dipanggil. Ada kurang lebih 5 atau 6 line
wawancara yang ada di ruangan itu, tapi pas saya masuk, ada beberapa line yang
kosong, entah kemana petugasnya. Tapi saya gak menunggu lama koq untuk
wawancara ini.
7.
Pas wawancara, petugas akan mengecek kembali
dokumen kita, dan menanyakan beberapa pertanyaan singkat khas pembuatan
passport. Semacam, mau kemana, bekerja dimana, sudah berapa lama bekerja, lulus
kuliah tahun berapa, etc. Pertanyaan diajukan cukup cepat, jadi jawabnya harus
cepet juga. Tapi petugasnya ramah koq. Ohiya, selain wawancara, kita juga harus
copy sidik jari disini.
8.
Selesai wawancara, kita akan dilempar ke meja
sebelah untuk input data passport baru. Habis petugasnya input, dia akan meminta
kita cek dulu, agar tidak terjadi kesalahan.
9.
Last part, photo session! Hehehehe. Iya, ini
bagian penting karena hasilnya akan terus kita pakai for the next 4.5 years.
10.
Selesai semua urutan diatas, saya dapat sepotong
kertas sbagai bukti pengambilan passport baru. Nah, berarti tinggal ambil
passport sesuai preference waktu kita aja nih. Sebetulnya, klo kita
wawancara+foto sebelum jam 12siang, passport bisa diambil jam 4sore di hari
yang sama. Tapi umumnya, passport sudah siap diambil keesokan harinya.
Believe it or not, semua proses diatas saya jalani hanya
dalam waktu 2-3jam saja! Ga cepet-cepet banget sih, tapi lumayan banget untuk
improvement imigrasi. Karena kesibukan
di kantor, saya baru sempat mampir ke imigrasi sekitar 4 hari kemudian. Yang
harus saya bawa adalah bukti pengambilan passport, bukti pembayaran, dan kertas
pernyataan bermaterai untuk mengambil passport lama saya. Karena passport baru
akan saya pake apply visa, otomatis saya butuh passport lama sebagai bahan
aplikasi visa kan.
Nah, proses pengambilan passport ini yang bikin saya amazed. Ga
sampe lima menit, passport baru dan lama saya sudah di tangan, plus petugasnya
ramaaah banget. Saya cuman tinggal tanda tangan sebagai bukti saya sudah terima
passportnya dan dia mengacungkan jempol ke saya
tanda semua sudah beres. Wah, cepat sekali!
Overall, saya berani menyarankan agar temen-temen mulai
nyoba ngurus passport sendiri. Pake calo itu, udah gak jaman. Selain menghemat
biaya, ngurusnya pun ternyata gampang. Harapan saya sih gak muluk-muluk, semoga
saja, 4.5 tahun dari sekarang, ketika saya harus mengurus passport lagi, sudah
ada ‘kejutan’ lain dari imigrasi. Yaahh, who knows tahun 2017 nanti ngurus
passport bukan one day service lagi, tapi sudah berubah jadi one hour service.
Mungkin gak yaaa? *menatap nanar passport* :P
2 komentar:
Thank you reviewnya. Jadi ga ragu urus paspor sendiri besok, krn selama ini sy pakai jasa travel yg memang aman, tp sgt mahal. Review ini bukti buat govt kalo kinerja mereka lancar, masyarakat juga bisa apresiasi.
You're welcome :)
Semoga bermanfaat infonya.
Posting Komentar