Ini sebenernya #latepost banget. Cerita yang ketinggalan dari
jalan-jalan ke Jepang tahun lalu. Salah satu hal yang ada di wishlist gw dari
beberapa tahun sebelumnya, tapi baru kesampaian tahun lalu. So, you all know,
Tokyo adalah kota kedua favorit gw. Jadi begitu gw punya kesempatan untuk
jalan-jalan ke Tokyo, I put this things into my to do list : crossing the
rainbow bridge and visiting doraemon museum.
Pas ke Tokyo tahun 2013, gw hanya berhasil mewujudkan salah
satu dari dua wishlist itu. Iya, berkunjung ke doraemon museum yang letaknya
sekitar 20 menitan dari Shinjuku station with Odakyu line. Cerita tentang doraemon museum gw tulis disini. Gak kesampaian untuk
nyebrang rainbow bridge, karena ternyata ajakan untuk muter-muter di Ginza dan
sekitarnya jauh lebih menggoda, hahahhaha. Dan tahun lalu, pas ada kesempatan ke
Tokyo lagi, gw mengajak travelmates gw untuk menyelesaikan wishlist yang
tertunda ini : crossing the rainbow bridge!
Let's go to Odaiba on foot! :D |
Untungnya temen-temen gw ini mau aja menuruti ajakan gw,
tanpa tahu apa yang menunggu mereka sebenernya, hahahah. Jadi setelah siang
sampe sore kita keliling-keliling di daerah shibuya (kita bertualang mencari
Tokyo Camii siangnya, the biggest mosque in Tokyo. I’ll share you the story
next time) kita masih punya waktu untuk eksplore Tokyo. Disitulah gw
melontarkan ide untuk ke Odaiba tapi by foot, gak naik kereta. Gw meyakinkan
mereka bahwa perjalanannya gak jauh dan seru. Padahal kan yaaaa, gw juga belum
tahu seperti apa, secara gw juga belum pernah kesana, hehehehe.
Ini sebetulnya adalah rencana dadakan, karena none of us
know how to reach the rainbow bridge actually. Nanya ke orang-orang juga gak
semuanya tahu, karena jujur saja, klo ada kereta untuk mencapai Odaiba, ngapain
juga lu jalan kaki kesana? Kecuali lu punya terlalu banyak waktu (baca: kurang
kerjaan) seperti gw dan teman-teman, hahahhaa.
Its all begin from here, Tamachi Station |
All I was remember is we should start from Tamachi station
(entah dimana gw membaca petunjuk menyesatkan ini), jadi pergilah kita kesana.
Out of my expectation, tamachi station is quite big. Begitu keluar station,
hawa dingin mulai menyergap. Sejauh mata memandang, gak keliatan ada laut atau
jembatan. Baca peta bolak-balik, gak menemukan pencerahan. Mulai ragu nih,
kalau jalan kuat gak ya, sejauh apa ya, secara udah mau gelap juga, gak lucu
kalau nyasar malam-malam. Tapi seperti biasa, sifat traveler yang gak mau rugi mengambil
alih : udah jauh-jauh sampe sini, masak balik gitu aja? At least nyasar
dululah, eh maksudnya nyoba dululah. Akhirnya kita membulatkan tekad untuk mencari
jalan ke rainbow bridge *pasang ikat kepala putih*
What we saw from Tamachi Station, gak keliatan tanda-tanda Rainbow Bridge.. |
Gak jauh dari train station ada halte bis. Nanya ibu-ibu
yang lagi nunggu bus, dia malah nanya balik ke kita dengan muka heran :
“you want to walk to rainbow bridge?”
Gw dan teman-teman mulai liat-liatan. Kemudian pasang
tampang bego sambil ngangguk-ngangguk. Si Ibu bilang dia gak menyarankan kita
untuk jalan kaki, tapi ngasih tau arah yang harus kita tuju. Kita pun
melanjutkan perjalanan, dan setiap nemu peta, berhenti untuk ngecek lokasi. Sampe
akhirnya kita bisa melihat si rainbow bridge dari kejauhan, yayy! Nyampe? Gaaak, yang
keliatan pucuknya doank cuy! Tetep aja mesti jalan lagi. Perjalanannya
ternyataa lumayan sodara-sodara! Kita melewati apartemen-apartemen dan jalanan
yang mulai sepi karena hawa semakin dingin di waktu malam.
small harbour yang kita lewatin menuju ke Rainbow Bridge |
Rainbow Bridge versi kecil? LOL |
Begitu mendekati
rainbow bridge, petunjuk arah mulai jelas, gak khawatir nyasar lagi. Jadi Rainbow
bridge ini menghubungkan antara Tokyo mainland dengan Odaiba, dan bisa dilalui
dengan kendaraan dan kereta. Yang mau jalan kaki, ada jalur khususnya juga. Ada
petugas yang berjaga untuk memberitahu entrance line for pedestrian walk. Begitu
sampai di entrance area, istirahat dulu, Alhamdulillah sampe juga di
rainbow bridge. Di entrance area itu ada toilet (gak bersih-bersih bangetttt,
tapi oke lah) dan juga vending machine. Lumayan banget buat kita yang habis
gemporin kaki.
The entrance area of Rainbow Bridge |
Tapi itu baru tahap awal. Selanjutnya, kita harus jalan
menyusuri jembatan untuk menuju ke sisi satunya, the Odaiba side. Naik lift
menuju ke atas, dan langsung menuju the pedestrian walk. Sebenernya, kita bisa
milih mau menuju Odaiba through the south side or north side view. Beda sisi, beda viewnya. Klo lewat north
side, bisa lihat Tokyo Harbour dan Tokyo Tower. Sementara south side, bisa lihat
Tokyo Bay dan klo lagi beruntung, Mount Fuji. Tapi berhubung gw dan teman-teman
kesana pas udah gelap, yaaa lewat mana aja sama deh, hahahhaha.
Crossing the Rainbow Bridge, literally!! |
Begitu sampai di atas, gw baru tahu klo temen gw sebenarnya
gak begitu nyaman jalan di ketinggian. Jreng! Mau balik kan gak mungkin ya,
alhasil kita pun jalan menyusuri jembatan dengan kecepatan keong. Aseli
pelan-pelan, soalnya sambil melawan angin yang kencang dan foto-foto jugaaa
soalnya, hihihi. Tapi kita sadar banget kecepetan jalan kita super pelan,
soalnya pas awal baru jalan kita bareng ma cowok. Dan begitu sampai tengah
jembatan, kita ngeliat cowok yang sama udah jalan lagi menuju ke arah kita,
hahahahah! Jadi si cowok itu udah mau balik aja, kita bahkan belum sampai,
wkwkkw. Ya gimana mau sampai ya, wong bentar-bentar duduk dan foto-foto,
hihihii. Mendekati Odaiba, kita malah sempat piknik. Gw dan teman-teman
nongkrong dulu di pinggir jembatan sambil makan onigiri yang selalu jadi bekal
kemana-mana.
Begitu turun dari jembatan dan sampai di Odaiba, rasanya
seneeeeng banget. Another wishlist checked! Gw udah nyebrang rainbow bridge! Tapi
abis itu langsung mikir, gimana cara balik ke guest house niy? Klo disuruh
jalan kaki lagi nyebrang jembatan, makasih lhooo, tapi kayaknya gak deh. Kaki
udah jompooo, hahahhah. Akhirnya kita pun mencari station terdekat untuk balik
ke arah Tokyo. Niat awal pingin main-main di Odaiba terpaksa dibatalkan, karena
kaki sepertinya sudah meminta untuk diistirahatkan. Secara udah seharian penuuuuh
jalan kaki. Kita pun balik naik kereta (yang penuh!) sampe ketemu Yamanote line
lagi. Later on, gw baru tahu, seharusnya gw gak turun di Tamachi station,
karena lebih deket jalan kaki dari Shibaura Futo station ke Rainbow Bridge.
Duh! Eh tapi jalur yang gw lewati lebih hemat sih, gak perlu naik kereta lagi, lumayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar